Wadah Kreasi Seni Sidrap Bangkit, Festival Tiga Hari di Taman Usman Isa Hadirkan Ragam Kreativitas
- account_circle Iful -
- calendar_month Kamis, 23 Okt 2025
- visibility 61
- comment 0 komentar

SIDRAP, KBK — Setelah sempat vakum cukup lama, Wadah Kreasi Seni (WKS) Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) kembali menunjukkan eksistensinya. Kebangkitannya ditandai dengan digelarnya Festival Seni dan Budaya se-Kabupaten Sidrap selama tiga hari di Taman Usman Isa, Pangkajene Sidenreng, pada Kamis hingga Sabtu (23–25 Oktober 2025).
Festival ini menjadi momentum penting bagi pelaku seni dan generasi muda Sidrap untuk menyalurkan bakat serta memperkuat jati diri daerah melalui beragam kompetisi dan pertunjukan budaya.
Dalam festival tersebut, panitia menghadirkan berbagai lomba menarik seperti fashion show, debat pelajar, nyanyi solo, mewarnai tingkat TK, dan tari kreasi.
Setiap kegiatan berlangsung meriah dan mendapat sambutan antusias dari peserta serta masyarakat yang memadati area taman kota.
Festival resmi dibuka oleh Wakil Bupati Sidenreng Rappang, Hj. Nurkanaah, S.Pd., M.M., Kamis (23/10/2025), yang menandai dimulainya rangkaian kegiatan seni dan budaya selama tiga hari penuh.
Turut hadir dalam pembukaan, Dandim 1420 Sidrap Letkol Inf Awaloeddin, Kapolres Sidrap AKBP Fantry Taherong, Plt. Sekretaris Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Andi Mappaiwang, Lurah Pangkajene Iwan Darmawan, dan Kapolsek Maritengngae IPTU Irwansyah.
Hadir pula Sekretaris TP PKK Sidrap, Staf Ahli TP PKK, Ketua Pokja PKK Kabupaten Sidrap, serta tamu undangan dari berbagai komunitas seni dan pelajar.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Nurkanaah menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai kebangkitan WKS merupakan langkah positif dalam upaya melestarikan budaya dan memperkuat karakter generasi muda Sidrap.
“Alhamdulillah, Wadah Kreasi Seni di Kabupaten Sidenreng Rappang kini hidup kembali. Pemerintah Kabupaten Sidrap menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya festival seni dan budaya ini,” ujarnya.
Menurutnya, seni dan budaya merupakan bagian penting dari identitas daerah yang harus terus dijaga dan diwariskan.
“Seni dan budaya adalah warisan yang perlu kita tumbuhkembangkan sejak dini. Mulai dari bahasa, aksara Bugis-Makassar (huruf Lontara), permainan tradisional, hingga seni kecapi—semua harus terus kita hidupkan agar tidak hilang tergerus zaman,” jelas Nurkanaah.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Sidrap itu juga menekankan pentingnya pembinaan bagi peserta yang memiliki potensi di bidang seni.
“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini. Hasil seleksi nantinya agar ditindaklanjuti dengan pelatihan dan pembinaan. Rangkul anak-anak kita agar terus berperan dalam mengembangkan seni dan budaya daerah,” tutupnya disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Sementara itu, Ketua Wadah Kreasi Seni (WKS) Sidrap, Kutianti D., mengungkapkan bahwa organisasi ini sejatinya telah berdiri sejak sekitar 25 tahun lalu, saat ia dan sejumlah rekan masih duduk di bangku SMA.
Uniknya, Bupati Sidrap H. Syaharuddin Alrif merupakan salah satu kakak kelas mereka pada masa itu.
“Awalnya, WKS berfokus di bidang modeling. Namun seiring waktu, kami menyadari pentingnya memperluas ruang gerak untuk mengembangkan seni dan budaya secara menyeluruh,” tutur Kutianti.
Ia mengaku, WKS sempat mengalami masa vakum cukup panjang, sekitar 10 hingga 15 tahun, dan terakhir menggelar kegiatan besar pada tahun 2012.
“Kini kami kembali bangkit dan berkumpul dengan semangat baru. Tujuan kami jelas, yakni ikut mendorong agar seni dan budaya di Kabupaten Sidrap tetap hidup dan berkembang,” katanya.
Kutianti juga menyoroti fenomena menurunnya minat masyarakat terhadap seni tradisional akibat derasnya arus modernisasi.
“Minat terhadap seni budaya lokal mulai berkurang, terutama di kalangan muda. Melalui festival ini, kami ingin menumbuhkan kembali kecintaan terhadap seni tradisional Sidrap,” ujarnya.
Ia pun menyampaikan rasa syukur atas dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Sidrap, sponsor, dan komunitas masyarakat yang berperan aktif dalam mewujudkan kegiatan ini.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak. Tanpa kebersamaan, kebangkitan WKS tidak akan mungkin terjadi,” tutupnya penuh haru.
Festival ini menjadi penanda kebangkitan semangat seni dan budaya di Sidrap.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang mendorong regenerasi seniman muda dan menjaga warisan budaya lokal di tengah era modern.
WKS kini berdiri kembali — bukan hanya sebagai wadah para seniman, tetapi sebagai simbol Sidrap yang kreatif, berbudaya, dan bangga pada jati dirinya sendiri. (Gnd)
- Penulis: Iful -

Saat ini belum ada komentar