“Tembakan Gelap di Lainungan: Warga Sidrap Bongkar Dugaan ‘Skenario Bohong’ BNNP Sulsel — Peluru Nyasar, Kebenaran pun Dibelah!”
- account_circle Iful -
- calendar_month Senin, 27 Okt 2025
- visibility 41
- comment 0 komentar

SIDRAP, KBK — Kasus penembakan brutal oleh petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan terhadap mobil warga di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), kini berubah menjadi bola panas yang mengguncang kepercayaan publik terhadap lembaga tersebut.
Pasca kejadian yang terjadi pada Selasa dini hari (14/10/2025) lalu, warga Sidrap mendesak BNNP Sulsel buka-bukaan soal kronologi tembakan yang disebut dilakukan secara serampangan, bahkan diduga oleh oknum sipil bersenjata yang bukan aparat resmi.

“Kalau memang petugas resmi, kenapa tembakan tidak terukur? Bukannya ke ban mobil, malah tembus kaca depan dan jok sopir. Ini bukan salah tembak — ini tembakan mematikan!” ujar salah seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan, Minggu (26/10/2025).
Warga kini menuntut BNN RI turun langsung mengusut dugaan pelanggaran prosedur ini, bukan hanya sekadar pemeriksaan internal.
“Kalau benar pelakunya sipil bersenjata, itu sudah di luar batas hukum. Kami minta pelaku diproses, bukan ditutupi,” tegas sumber lain dengan nada geram.
Kasi Intel BNNP Sulsel, Agung FS, saat dikonfirmasi, mengaku pelaku penembakan tengah diperiksa secara internal.
“(Pelaku) dalam riksa internal, Pak,” tulis Agung melalui pesan WhatsApp.
Namun ketika ditanya soal dugaan bahwa pelaku adalah sipil bersenjata, ia buru-buru membantah. “Kalau yang ini, tidak benar,” ujarnya singkat.
Sayangnya, hingga kini Agung belum memberi kejelasan posisi resmi hasil pemeriksaan maupun siapa yang bertanggung jawab atas tembakan yang mengenai mobil milik warga itu.
Kronologi Berdarah di Malam Sunyi
Peristiwa bermula ketika mobil Mitsubishi Xpander milik Hasdar, warga Kelurahan Tanru Tedong, diberondong peluru oleh petugas BNNP Sulsel di Desa Lainungan sekitar pukul 00.40 WITA.
Mobil yang dikendarai dua pria—kenalan dari seorang kepala dusun asal Siwa—berlubang di beberapa bagian akibat tembakan bertubi-tubi.
Menurut Hasdar, kedua pria itu sempat menelpon kepala dusun minta dijemput karena panik diserang petugas.
“Mereka bilang ditembaki tanpa tahu apa salahnya, makanya kabur dan tinggalkan mobil,” ujarnya.
Saat mendatangi lokasi, Hasdar menemukan delapan lubang peluru menembus bodi dan kaca mobilnya.
“Kerugian saya ratusan juta. Tapi yang paling berat itu, ketidakadilan. Mobil saya bolong-bolong, pelaku malah belum jelas siapa,” keluh Hasdar.
Warga sekitar pun menguatkan kesaksian bahwa penembakan itu dilakukan oleh petugas BNN, namun tanpa barang bukti narkoba apa pun ditemukan di lokasi.
Artinya, dugaan “salah sasaran” semakin menguat.
Pernyataan BNNP Sulsel Plin-Plan dan Janggal
Yang makin memperkeruh suasana adalah pernyataan tidak konsisten dari pihak BNNP Sulsel.
Awalnya, Kasi Intel Agung FS menyebut dua pria yang mengendarai mobil, berinisial HR dan RF, hendak menjemput narkoba jenis ekstasi sebanyak 94 butir.
“Petugas menembak ban mobil, tapi peluru mengenai bodi,” ujarnya.
Namun tak lama berselang, Agung mengubah pernyataannya sendiri, mengatakan bahwa HR dan RF adalah pemilik narkoba tersebut.
“Mereka (HR dan RF) yang punya barang,” katanya singkat.
Saat ditanya alasan perubahan keterangan, Agung memilih diam. Pesan konfirmasi yang dikirim kepadanya hanya centang biru—dibaca tapi tak dibalas.
Warga Tuntut Transparansi, BNN RI Diminta Turun Tangan
Kemarahan warga Sidrap kini tak terbendung. Mereka meminta BNN RI segera turun langsung menyelidiki dugaan penembakan liar ini, termasuk mengaudit siapa sebenarnya yang menembakkan senjata malam itu.
“Kalau ini dibiarkan, berarti nyawa warga bisa sewaktu-waktu melayang hanya karena salah operasi. Kami tidak mau ada lagi korban salah tembak,” kata salah satu tokoh masyarakat Sidrap dengan tegas.
Sementara itu, Brigjen Sulistyo Pudjo, mantan Karo Humas BNN RI yang dihubungi, menyatakan tidak lagi menjabat dan enggan berkomentar.
Hingga berita ini tayang, BNN RI belum memberikan pernyataan resmi terkait desakan warga dan inkonsistensi versi BNNP Sulsel.
Publik Bertanya: Siapa yang Akan Bertanggung Jawab?
Kasus penembakan di Lainungan bukan sekadar insiden salah sasaran. Ia telah menjadi ujian moral dan integritas lembaga penegak hukum, ketika masyarakat mempertanyakan: apakah nyawa dan keselamatan rakyat masih dianggap penting di negeri ini?
Sampai kejelasan hukum muncul, warga Sidrap menolak bungkam.
Mereka menuntut bukan hanya keadilan untuk Hasdar dan keluarganya — tetapi juga transparansi penuh dan pertanggungjawaban dari institusi yang seharusnya melindungi, bukan menembaki rakyatnya sendiri. (Gnd)
- Penulis: Iful -

Saat ini belum ada komentar